Rabu, 02 September 2009

 biologii

tumbuh dan berkembang

Baca Selengkapnya Klik Disini......

Selasa, 01 September 2009

 Bioteknologi

Kata bioteknologi pertama muncul sekitar tahun 1979. Pada saat itu E.F. Hutton
mendapatkan hak paten untuk kata bioteknologi. Istilah tersebut digunakan sebagai
penjelasan atas suatu masalah yang berkaitan dengan rekayasa genetika atau genetic
engineering. Selain itu, juga seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin pesat menuntut terpenuhinya segala kebutuhan manusia yang bermuara pada tingkat perbaikan kesejahteraannya. Seperti halnya yang terdapat dalam pengetahuan biologi, istilah bioteknologi mengacu pada suatu bentuk interaksi antara biologi dengan teknologi yang mencakup semua jenis produksi melalui proses transformasi biologis.
Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya, misalnya bakteri dan kapang. Selain itu, bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang dikembangbiakkan sebagai konstituen berbagai proses industri.
Penggunaan mikroorganisme tersebut secara terarah dan terkontrol, yang merupakan aplikasi terpadu antara biokimia, mikrobiologi, dan teknologi kimia. Manfaat yang dirasakan manusia dari kegiatan tersebut antara lain dalam bidang industri, kesehatan,pertanian, dan peternakan. Khususnya penggunaan biokimia,mikrobiologi, dan rekayasa kimia secara terpadu mempunyai tujuan untuk mencapai penerapan teknologi dari kemampuan mikroba dan sel kultur jaringan. Dalam bioteknologi bidang-bidang
ilmu yang harus dipelajari antara lain biologi sel, biokimia, fisiologi,
mikrobiologi, genetika, dan biorekayasa.

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Bioteknologi Dalam Menyelesaikan Masalah Pencemaran

Dampak perkembangan teknologi dan industri pada akhir abad 20-an memberi banyak kerugian, khususnya kerugian dalam lingkungan. Kerusakan lingkungan oleh pengolahan industri yang tidak bertanggung jawab menjadi akar permasalahan dalam kehidupan manusia. Banyak zat-zat berbahaya yang dibuang ke alam tanpa bertanggung jawab, seperti etanol, asam asetat, asam organik, butanol, dan aseton.
Oleh karena itu, perlu pengolahan air limbah dan pembuatan kompos. Peran mikroorganisme dalam dekomposisi dan detoksifikasi air selokan, akan membantu mengurangi pencemaran pada pembuangan limbah industri kimia.Untuk itu, upaya mengembangbiakkan mikroorganisme yang dapat mencerna limbah-limbah atau bahan pencemar lainnya selalu dilakukan.

Gbr. Skema pengolahan air limbah

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Pengembangan Tanaman Kebal Penyakit Dan Mampu Menambat N2 Dari Udara

1.Tanaman kebal terhadap penyakit, misalnya tembakau kebal terhadap TMV.

Skema rekayasa genetika untuk membuat tumbuhan kebal virus TMV
2.Tanaman mampu menambat N2.

Pemberian nitrogen dalam bentuk pupuk buatan secara berlebih ternyata berdampak negatif yaitu:
1.Meningkatkan tekanan osmosis air tanah
2.Meningkatkan keasaman tanah Þ akibat lanjut adalah defisiensi Ca, Mg dan K
3.Terjadinya eutrofikasi karena penumpukan NO3 di perairan, jalan keluarnya adalah dilakukan rekayasa genetika

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Bioteknologi Dalam Perbanyakan Tanaman / Kultur Jaringan

Sifat TOTIPOTENSIAL tanaman, dapat diterapkan untuk kultur jaringan. Kultur jaringan (sel) adalah mengkultur/membiakkan jaringan (sel) untuk memperoleh individu baru.

Penemu F.C. Steward menggunakan jaringan floem akar wortel.

Gambar 1
Skema teknik kultur jaringan sederhana yang dilakukan oleh Steward terhadap tanaman wortel (Daucus carota)

MANFAAT / KEUNTUNGAN KULTUR JARINGAN
1.Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yau~g singkat
2.Sifat identik dengan induk
3.Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
4.Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Bioteknologi Dalam Pemberantasan Hama

Dalam membatasi pemakaian pestisida, dilakukan upaya pemberantasan hama secara biologi antara lain penggunaan musuh alami dan menciptakan tanaman resisten hama.
1.Bacillus thuringiensis Þ menghasilkan bioinsektisida yang toksin terhadap larva serangga.
-Transplantasi gen penghasil toksin pada tanaman menghasilkan ..tanaman yang bersifat resisten hama serangga.
- Kristal (racun Bt) diolah menjadi bentuk yang dapat disemprotkan ..ke tanaman. Racun akan merusak saluran pencernaan serangga.

2.Baculovirus sp.
Virus disemprotkan ke tanaman. Bila termakan, serangga akan mati dengan sebelumnya, menyebarkan virus melalui perkawinan.

Skema teknik kultur jaringan sederhana yang dilakukan

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Bioteknologi Penambangan / Biohidrometalurgi

Thichacillus ferrooxidan berperan memisahkan logam dari bijihnya atau kotoran sehingga didapat logam berkualitas tinggi. Sebagai contoh pada tembaga (Cu).

aktivitas
Reaksi: CuFeS2 + 2 Fe2(SO4)3 + 2 H2O + 3 O2 ———————————> CuSO4 + 5 FeSO4 + 2 H2SO4 + Energi

aktivitas
CuSO4 + 2 Fe+ + H2SO4 + Energi ———————————> 2 FeSO4 + Cu2+ + 2 H+

Thiobacillus ferrooxidan bersifat kemolitotrof

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Bioteknologi Dalam Kedokteran Dan Produksi Obat

1.Antibodi Monoklonal
adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel-sel b sejenis. Antibodi ini dibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel b Limpa dan sel mieloma) yang dikultur.
Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsi antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan

2.Terapi Gen
adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal

3.Antibiotik
Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium notatum.
- Penicillium chrysogenum Þ memperbaiki penisilin yang sudah ada.
.......................................Dilakukan dengan mutasi secara .......................................iradiasi ultra violet dan sinar X.
- Cephalospurium ..................Þ penisilin N.
- Cephalosporium ..................Þ sefalospurin C.
- Streptomyces .....................Þ streptomisin, untuk pengobatan TBC

4.Interferon
Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan replikasi virus), karena itu dilakukan rekayasa genetika.

5.Vaksin
Contoh: Vaksin Hepatitis B dan malaria.
Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau pemberian bahan kimia.
Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen.

Gbr. Tahapan sintesis vaksin yang direkayasa secara genetika

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Rekayasa Genetika / ADN Rekombian

1. Vektor, berupa plasmid bakteri atau viral ADN virus.

Gbr. Pembuatan plasmid dan mekanisme penyisipan gen


2. Bakteri, berperan dalam perbanyakan plasmid melalui perbanyakan bakteri.

Gbr. Pemisahan DNA oleh enzim restriksi

3. Enzim, terdiri dari enzim RESTRIKSI (pemotong plasmid/ADN) dan enzim LIGASE (penyambung ptongan-potongan ADN)

Gbr. Proses produksi insulin manusia dengan rekayasa genetika

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Protein Sel Tunggal

PROTEIN SEL TUNGGAL (Single Cell Protein = SCP)
adalah makanan berkadar protein tinggi, berasal dari mikroorganisme

Contoh: 1. Mikoprotein dari Fusarium
.............. Substrat: tepung gandum dan ketan

............2. Spirulina dan Chlorella

Kelebihan SCP:

1. Kadar protein lebih tinggi dari protein kedelai atau hewan
2. Pertumbuhan cepat

Gbr. Diagram umum proses/tahapan produksi SCP

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Bioteknologi Dalam Bidang Industri

1.Asam Sitrat

mikroba : Aspergillus niger
bahan : tetes gula dan sirup
Fs. Asam Sitrat : pemberi citarasa, pengemulsi susu, dan antioksidan. Umumnya asam ini banyak terdapat pada jeruk.

2.Vitamin

- B1 oleh Assbya gossipii
- B12 oleh Propionibacterium dan Pseudomonas

3.Enzim
a. Amilase Þ digunakan dalam produksi sirup, kanji, glukosa.
Glukosa isomerase : mengubah amilum menjadi fruktosa.
Fruktosa digunakan sebagai pemanis makanan menggantikan sukrosa.

mikroba: Aspergillus niger
............Aspergillus oryzae
............Bacillus subtilis

b. Protease
- digunakan antara lain dalam produksi roti, bir
- protease proteolitik berfungsi sebagai pelunak daging dan ..campuran deterjen untuk menghilangkan noda protein

mikroba: Aspergillus oryzae
............Bacillus subtilis

c. Lipase
Antara lain dalam produksi susu dan keju Þ untak meningkatkan cita rasa.

mikroba: Aspergillus niger
........... Rhizopus spp

d. Asam Amino
- asam glutamat Þ bahan utama MSG (Monosodium Glutamat)
- Lisin Þ asam amino esensial, dibutuhkan dalam jumlah besar
..oleh ternak.

Keduanya oleh Corynobacterium glutamicum

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Bioteknologi Dalam Produksi Pangan

A. MAKANAN BAHAN SUSU

Prinsipnya adalah memfermentasi susu menghasilkan asam laktat.

1. Keju
Mikroba: Propiabacterium (bakteri asam laktat) yang juga berperan memberi rasa dan tekstur keju.

2. Yoghurt
Mikroba: 1. Lactobacillus bulgaris ---- pemberi rasa dan aroma
. 2. Streptococcus thermophilus ------ menambah keasaman

3. Mentega
Mikroba: Leuconostoc cremoris



Gbr. Tahap-tahap dasar pembuatan minuman anggur merah

B. MAKANAN NON SUSU
1. Roti, asinan, dan alkohol (bir, anggur "wine", rum), oleh ragi

2. Kecap, oleh Aspergillus oryzae

3.Nata de Coco, oleh Acetobacter xilinum

Prinsipnya adalah pemecahan amilum oleh mikroba menghasilkan gula, yang kemudian difermentasi

4. Cuka, oleh Acetobacter aseti

Alkohol difermentasi dalam kondisi aerob

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Pendahuluan

Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia.

Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme. Rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain.
Ciri utama bioteknologi:

1. Adanya aBen biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan atau hewan
2. Adanya pendayagunsan secara teknologi dan industri
3. Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian

Perkembangan bioteknologi :
1.Era bioteknologi generasi pertama Þ bioteknologi sederhana.
Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman serta pengawetan makanan.
Contoh:pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.
2.Era bioteknologi generasi kedua.
Proses berlangsung dalam keadaan tidak steril.
contoh:
a. produksi bahan kimia: aseton, asam sitrat
b. pengolahan air limbah
c. pembuatan kompos
3.Era bioteknologi generasi ketiga.
Proses dalam kondisi steril.
Contoh:produksi antibiotik dan hormon
4.Era bioteknologi generasi baru Þ bioteknologi baru.
Contoh:produksi insulin, interferon, antibodi monoklonal

Baca Selengkapnya Klik Disini......

Senin, 31 Agustus 2009

 Manfaat Blog Bagi Guru


Internet dan Manfaatnya
Dunia saat ini tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Teknologi IT telah mendobrak belenggu ruang dan waktu. Segala hal dapat dilakukan melampaui ruang dan waktu. Bahkan umurpun tidak membatasinya, yang tua bahkan yang belia dapat menmbus keterbatasan di dunia ini.
Internet adalah salah satu teknologi IT yang berhasil dikembangkan oleh manusia. Bebagai kegiatan dapat dilakukan melalui keberadaan internet, bahkan kegiatan-kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan IT.
Memang segala sesuatu memiliki resiko. Internet sebagai suatu produk teknologi pasti membawa berbagai pengaruh, baik positif maupun negatif.
Terlepas dari pengaruh-pengaruhnya, yang jelas internet memiliki manfaat bagi kehidupan manusia terutama dalam bidang informasi. Segala bentuk informasi dapat disampaikan dan diterima dengan cepat dengan mengesampingkan jarak dan waktu. Termasuk dalam bidang pendidikan. Dapat dikatakan bahwa internet merupakan tantangan masa kini menuju masa depan, dengan pengaruh pengaruhnya.
Pengaruh-pengaruh buruk dari adanya internet secara teknis (mungkin) dapat diantisipasi. Banyak perangkat-perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menangkal pengaruh buruk internet tersedia di internet. Kehati-hatian, tanggung-jawab pengguna serta pengawasan orang dewasa terhadap anak-anak sedikit banyak dapat mengatasi pengaruh buruk internet.

Manfaat Internet dalam Pendidikan
Hampir semua kalangan mengenal internet, tidak hanya orang dewasa, anak-anak kecilpun mulai mengenal internet. Bahkan, salah satu produk internet, chatting banyak digandrungi oleh para remaja hingga anak-anak. Game secara online saat ini sedang mengalami booming, para remaja memainkankannya secara bersama pada tempat yang berbeda dengan jarak yang tak terpikirkan. Masih banyak fasilitas yang disediakan internet, transaksi produk, tranformasi ilmu, budaya, sejarah dan banyak lagi yang dapat diakses. Fasilitas-fasilitas tersebut tersedia dalam bentuk situs (yang dikenal dengan website) atau blog.
Internet juga dapat digunakan untuk mendukung kegiatan pendidikan. Penyampaian materi pembelajaran, pengumpulan tugas, konsultasi dalam hal pendidikan bahkan untuk akses nilai, yang semuanya dapat dilakukan secara jarak jauh atau online. Proses pembelajaran dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun bahkan dalam jarak yang jauh. Bagi peserta didik materi tidak hanya didapatkan dari guru tetapi dapat didapat melalui browsing (menjelajahi situs-situs internet). Bahkan pendidik dan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan untuk pengayaan materi.

Manfaat Blog bagi Guru
Istilah blog merupakan kependekan dari Weblog, yang digunakan untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri.Blog merupakan teks dokumen, gambar, obyek media, dan data yang tersusun secara rapi dan menurut kronologi tertentu, yang dapat dilihat melalui browser internet dan biasanya berisi catatan atau jurnal pribadi. Diantara penyedia skin blog gratis adalah; blogspot, wordpress, multiply dan masih banyak lagi.Istilah weblog pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Hingga saat ini blog berkembang dengan pesat. Diantara pengguna blog adalah para remaja, mahasiswa, politisi, selebiritis hingga anak-anak usia belia.
Blog memberi keleluasaan bagi para pengunanya untuk menulis, mengungkapkan apapun yang ada di dalam benaknya. Ide-ide cemerlang, pengalaman-pengalaman menarik atau hanya sekedar catatan harian dapt di publikasikan kepada pengguna internet yang lain. Blog juga dapat dimanfaatkan menjadi semacam situs yang murah karena banyak penyedia layanan blog gratis. Melalui blog seseorang dapat dikenal oleh orang lain dilain tempat bahkan dengan jarak yang jauh.
Blog menawarkan pilihan bagi pengguna sebagai sarana menulis, berdiskusi dan berbagi pengetahuan pengguna lain, blog juga merupakan sarana yang cepat dan mudah sebagai sarana penyebaran hasil-hasil penelitian, penataran, penelitian, workshop dan berbagai macam tulisan lainnya.
Begitu luasnya manfaat blog, alangkah tepat jika dimafaatkan sebagai sarana untuk mendukung kegiatan belajar dan mengajar(KBM). Proses KBM dapat terbantu dengan adanya fasilitas-fasilitas yang ada didalam blog. Banyak kemudahan-kemudahan yang dapat dilakukan melalui blog. Proses KBM dapat dilakukan diluar kelas, penyampaian materi, pemberian tugas serta pengumpulannya atau bahkan kegiatan evaluasi.
Bagi guru sendiri blog memiliki beberapa manfaat beberapa, antara lain :

1. Sarana Aktualisasi Diri
segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas keseharian guru dapat ditampilkan dalam blog yang dikelola untuk dapat dibaca oleh guru lain atau siswa.

2. Sarana Pembuka Wawasan
proses pencarian dengan search engine yang terus menerus akan membuka dan menambah wawasan guru tentang dunianya dan dunia ilmu pengetahuan pada umumnya

3. Meningkatkan Ketrampilan Menulis
Dengan sering menulis dalam blog, keterampilan menulis akan meningkat dengan sendirinya

4. Sarana Berbagi Informasi
Penyebaran informasi akan berjalan dengan cepat dan mudah, karena pengelola blog dapat saling memberi link dengan blog lain.(Rusdi Mustapa, S.Pd. http://mansurakarta.com)

5. Sarana Tutorial Pembelajaran
Guru dapat membuat dan meresume materi pelajaran kemudian meletakkannya ke dalam sebuah blog, sehingga siswa dapat mengakses materi guru dengan mudah, tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Penggunaan blog sebagai media pembelajaran sangat usabilitas (mudah digunakan) dan maintanabel (mudah dikelola dan dirawat).

Demikian manfaat yang ada pada internet, khususnya blog, yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan pendidikan. Keberadaan blog yang kaya manfaat masih jarang dimanfaatkan oleh sebagian guru. Padahal keberadaan blog bagi guru kalau kita kaji secara mendalam mempunyai banyak manfaat.

Dikutip dari : http://benaku0ut.blogspot.com/2009/03/manfaat-blog-bagi-guru.html

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Pengurus MGMP Biologi WILBI 1

































No Nama NIP Jabatan Asal Sekolah
1 Fachrudin, SPd 19661216199001001 Ketua SMAN 3 Rangkasbitung
2 Haryono, SPd 196806201998021003 Sekretaris SMAN 1 Warunggunung
3 Ida Nurul Kifayati, SPd 196604011989022003 Bendahara SMAN 1 Rangkasbitung
4 Drs. Wawan Setiawan 196507071998021002 Anggota SMAN 1 Cimarga
5 Endang Suratmi, SPd 196405131989022002 Anggota SMAN 3 Rangkasbitung
6 CECEP SURYADINATA, SPD 1968020420001210004 Anggota SMAN 1 Cileles
7 Rubiati, MPd 196909291996012001 Anggota SMAN 1 Rangkasbitung
8 Hilmi Lasmana 19680818200811004 Anggota SMAN 1 Cibadak
9 OMAH ROKHIMAH F. SP 197108202002122003 Anggota SMAN 1 Leuwidamar
10 Nana Suryana, MPd 198008152009021002 Anggota SMAN 1 Bojongmanik
11 Iis Sri Mulyati, SP 196623102002122001 Anggota SMAN 1 Rangkasbitung
12 solehatun Nupus, SPd 197701032007012006 Anggota SMAN 1 Cikulur
13 Hendi Suhendi, SPd 197501042000031006 Anggota SMA Daarus Saadah
14 H. MIFTAHUL JANNAH - Anggota SMA 1 Rangkasbitung

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 TUMBUHAN BERBIJI


TUMBUHAN BERBIJI

A. Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka)
 Karakteristik Tumbuhan Berbiji Terbuka
Nama Gymnospermae berasal dari bahasa yunani yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti benih atau biji. Gymnospermae dapat juga disebut sebagai tumbuhan biji terbuka sebab bijinya tidak dilindungi daun buah.
Golongan tumbuhan ini memiliki pergiliran keturunan antara generasi Gametofit dan Sporofit. Generasi gametofitnya tereduksi, ukurannya kecil dan tidak bisa hidup dan tidak bisa hidup bebas. Tumbuhan biji terbuka yang kita lihat sehari-hari merupakan generasi sporofit, generasi ini hidup bebas, dominant dan mempunyai masa hidup yang lama. Generasi tersebut akan menghasilkan spora. Pada gymnospermae terdapat dua macam spora yaitu mikrospora yang akan menghasilkan sperma dan megaspore yang akan menghasilkan sel telur.
Pada tumbuhan ini terjadi pembuahan tunggal antara spema dan sel telur, kecuali pada Ephedra. Setelah proses pembuahan akan terbentuk zigot yang selanjutnya berkembang menjadi embrio didalam biji. Untuk pertumbuhannya embrio memerlukan zat makanan. Zat ini diperoleh dari gametofit betina yang fungsinya mirip dengan endosperma pada angiospermae.
Biji Gymnospermae terdapat pada struktur yang disebut strobilus. Bentuk strobilus ada yang bermacam-macam, ada yang seperti tongkol jagung, ada juga yang bulat atau ellips. Pada beberapa spesies, strobilus jantan dan betina terdapat dalam satu pohon, contohnya Pinus. Pada spesies lainnya strobilus jantan dan betina dapat terdapat pada pohon yang berbeda, contohnya adalah Podocarpus.
Tumbuhan berbiji terbuka telah banyak digunakan untuk berbagai keperluan. Beberapa jenis dimanfaatkan sebagai tanaman hias, misalnya anggota Cycas dan Pinus. Jenis lainnya dapat digunakan untuk makanan, misalnya Gnetum gnemon (melinjo). Ginkgo biloba dapat digunakan untuk obat-obatan. Getah Agathis (damar) banyak digunakan untuk keperluan industri.

 Klasifikasi Gymnospermae
(a) Divisi Cycadophyta
Ciri Cycad mempunyai strobilus yang membawa butir serbuk sari atau bakal biji, Habitusnya seperti palm, batang tidak bercabang, strobilus uniseksual, berumah dua, daun majemuk membentuk roset di ujung batang, sel sperma mempunyai flagel dan motil. Contoh : Cycas rumphii, Dion edule dan Zamia floridana.
(b) Divisi Ginkgophyta
Ciri : Habitusnya seperti pohon, batang bercabang-cabang, daun tunggal seperti kipas dengan pertulangan dikotom, strobilus uniseksual, berumah dua, sel spermanya mempunyai flagella yang motil. Contoh : Ginkgo biloba.
(c) Divisi Coniferophyta
Ciri : Habitusnya seperti semak atau pohon, batang bercabang, daun tunggal agak sempit kadang-kadang tereduksi menjadi seperti sisik atau bentuk jarum, strobilus uniseksual atau berumah dua, sperma tidak berfalgella, nonmotil. Contoh : Pinus merkusii (pinus), Agathis dammara (damar).

(d) Divisi Gnetophyta
Ciri : habitusnya berupa semak atau pohon, batang bercabang, daun tunggal lebar atau daun kecil-kecil, strobilus uniseksual, berumah satu atau dua, memiliki sel sperma yang tidak berflagella, nonmotil, adanya pembuluh kayu dalam kayu sekundernya serta adanya strobilus jantan majemuk. Contoh : Gnetum gnemon, Ephedra dan Welwischia.

B. Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)
 Karakteristik Tumbuhan Berbiji Tertutup
Angiospermae disebut tumbuhan berbiji tertutup karena bijinya dilindungi oleh daun buah. Angiospermae mempunyai pigmen fotosintesis berupa klorofil dan pati sebagai cadangan makanannya. Pada tumbuhan ini juga dijumpai xilem dan floem.
Pada Angiospermae terjadi pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan gametofit. Generasi sporofit bersifat dominan, ukurannya lebih besar dan masa hidupnya lebih lama. Generasi gametofit tereduksi, ukurannya kecil, masa hidupnya lebih singkat dan bergantung pada generasi sporofit. Gametofit jantan yang belum dewasa berupa serbuk sari yang berkembang di dalam kepala sari. Gametofit betina terdiri atas embrio yang terdiri atas beberapa sel.
Angiospermae memiliki bungan yang berperan dalam adaptasi reproduksi. Pada bunga terdapat daun kelopak, daun mahkota, benang sari dan putik. Daun kelopak berfungsi untuk melindungi bunga, daun mahkota berfungsi sebagai penarik serangga penyerbuk, benang sari menghasilkan mikrospora yang berkembang menjadi serbuk sari dan selanjutnya akan menghasilkan sperma. Di dalam putik terdapat bakal biji yang mengandung megaspora. Pada sebagian besar Angiospermae megaspora membelah secara mitosis tiga kali untuk membentuk delapan nukleus haploid dalam tujuh sel, salah satu di antaranya adalah sel telur.
Penyerbukan pada angiospermae terjadi bila serbuk sari sampai ke kepala putik. Proses ini dapat terjadi dengan bantuan angin, hewan penyerbuk atau manusia. Ciri yang khas pada kelompok tumbuhan ini adalah proses pembuahan ganda. Pertama antara sel telur dan sperma, hasil fusi keduanya akan menghasilkan zigot. Kedua, antara sperma dan sel induk endospermae, hasil fusi keduanya menghasilkan endosperma. Untuk pertumbuhannya, embrio memerlukan zat makanan. Zat ini diperoleh dari endosperma atau dari kotiledon.
Setelah terjadi proses pembuahan yang menghasilkan zigot dan endosperma di dalam bakal biji, maka bakal biji tersebut akan berkembang menjadi biji, sedangkan bakal buah yang mengandung biji akan berkembang menjadi buah.

 Klasifikasi dan Keanekaragaman Angiospermae
Tumbuhan Angiospermae dikelompokkan ke dalam satu divisi, yaitu Anthophyta dan di bagi menjadi dua kelas yaitu Dikotil dan monokotil.
a. Kelas Monokotil
Ciri : mempunyai satu kotiledon, akarnya serabut, batang biasanya tidak bercabang dan tidak membesar karena tidak mempunyai kambium, berkas pembuluh pada batang tersebar atau tidak teratur. Daunnya memiliki pertulangan sejajar atau melengkung. Bagian-bagian bunga kelipatan tiga.
Tumbuhan yang termasuk ke dalam golongan ini banyak berperan dalam kehidupan manusia. Makanan pokok seperti beras/padi, jagung dan sagu termasuk anggota tumbuhan monokotil. Buah-buahan seperti salak, siwalan, dan pinang termasuk anggota kelompok ini. Tanaman hias contohnya anggrek gladiol, lili, dan bunga bakung. Contoh lainnya adlaah genjer (limnocharis flava), talas ( Colocasia esculenta), dan anggrek kasut lurik (Paphiopedilum tonsum).
b. Kelas Dikotil
Ciri: mempunyai dua kotiledon atau daun biji didalam embrio, akarnya tunggang, batang mempunyai kambium, pada tumbuhan berkayu dapat terlihat adanya aktivitas kambium melalu pembesaran diameter batang. Berkas pembuluh pada batang tersusun dalam lingkaran mengelilingi empulur ditengahnya. Daunnya memiliki pertulangan daun menjala, menyirip atau menjari. Bagian bunga umumnya kelipatan 4 atau 5.
Tumbuhan dikotil mempunyai manfaat dalam kehidupan manusia, yaitu:
1. Sebagai makanan, seperti mangga, jambu, kacang-kacangan dan sayuran
2. Sebagai bahan pakaian misalnya kapas
3. Untuk obat-obatan seperti kumis kucing, mahkota dewa dan sebagainya
4. Tanaman hias contohnya teratai (Nelumbo nucifera), krisan (Chrysanthemum rubellum), dan kaktus (Opuntia compressa)

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Tumbuhan Lumut

Kompetensi Dasar :
3.3 Mendeskripsi-kan ciri-ciri Divisio dalam dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi.
Materi :
Plantae
1. Ciri-ciri umum plantae
Organisme eukariotik multiseluler, autotrof, vaskuler dan nonvaskuler, reproduksi secara generatif dan vegetatif. Meliputi Tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.
2. Tumbuhan lumut
Tumbuhan yang sudah menye-suaikan dengan lingkungan darat yang lembab dan basah. Memiliki pergiliran keturunan. Belum memiliki jaringan pengangkut , tidak berkormus. Meliputi lumut daun dan lumut hati.
3. Tumbuhan paku
Tumbuhan yang hidup didarat yang basah dan lembab, memiliki jaringan pengangkut, berkormus, dan bermetagenesis. Meliputi paku homospor, paku heterospor, dan paku peralihan.
4. Tumbuhan biji (Spermatophyta).
Spermatophyta Berkembangbiak menggunakan biji. Meliputi Angiospermae dan Gymnospermae


PETA KONSEP

Lumut (Bryophyta)

Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.).
Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).
Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.
Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifil maka hutan demikian disebut hutan lumut.
Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem).
Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:
a. Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermtozoid
b. alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum

Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).
Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.
Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :
- Vaginula (kaki)
- Seta (tangkai)
- Apofisis (ujung seta yang melebar)
- Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak
spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.
CONTOH-CONTOH SPESIES LUMUT
Kelas HEPATICAE (lumut hati) :
Marchantia polymorpha >> bentuknya pipih seperti pita, dahulu digunakan untuk pengobatan hepatitis.
Kelas MUSCI (lumut daun) :
- Sphagnum fimbriatum
- Sphagnum acutilfolium
- Sphagnum squarrosum
- Sphagnum ruppinense
Semuanya dinamakan lumut gambut dan sering disterilkan dan digunakan orang sebagai pengganti kapas.
Daur Hidup Lumut



SKEMA METAGENESIS LUMUT


Contoh Tumb. Lumut


DUNIA TUMBUHAN


Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !!!

1. Tumbuhan dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan ada tidaknya
Pembuluh angkut, yaitu…………..dan …………….
2. Tumbuhan talus ( talofita ) adalah……………..
3. Tumbuhan kormus adalah………………….
4. Kelompok Tracheophyta adalah tumbuhan ……………dan…………….,
Sedangkan tumbuhan non tracheophyta adalah tumbuhan……….
5. Akar lumut merupakan ……….(……….), yang berfungsi…………………..
6. Tumbuhan lumut yang kalian lihat dan kalian buat praktikum sebenarnya adalah fase………….
7. Gametofit adalah ……………………………………………………………….
8. Generasi sporofit pada lumut adalah generasi yang menghasilkan……………
9. Spora pada tumbuhan lumut dihasilkan oleh…………………………………..
10. Pada pergiliran keturunan tumbuhan lumut, spora tumbuh menjadi…………..
11. Pada tumbuhan lumut bagian yang memiliki jumlah kromosom n ( haploid )
Adalah………..,………..,………,……..,………,………,……….
12. Pada tumbuhan lumut generasi sporofit adalah…………….
13. Pada tumbuhan lumut yang termasuk fase sporofit adalah…………,………….
dan ……………
14. Pada tumbuhan lumut bagian yang memiliki jumlah kromosom 2n (diploid)
adalah……….,………..,……….,……….
15. Pada tumbuhan lumut yang termasuk fase gametofit adalah…….....,…………,
………….,…………,…………..
16. Lumut berumah satu (monoesis/monoseus) adalah…………………………
17. Lumut berumah dua (diesis/dioseus) adalah……………………………………
18. Tumbuhan lumut dikelompokkan menjadi 3 kelas, yaitu………………………
19. Tumbuhan lumut merupakan ……..yang berumur…………. Sedangkan
Sporogonium merupakan …………yang berumur ………………
20. Lumut berperan sebagai ……,……..,……..,…….
21. Tumbuhan berpembuluh terdiri atas………(……….) dan ……..(……….)
22. Tumbuha paku merupakan tumbuhan kormus yang menghasilkan……………
23. Tumbuhan paku berakar………………………..
24. Batang tumbuhan paku ada yang tumbuh di ………….disebut……………,
dan ada yang tumbuh di ……………
25. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil disebut……………
26. Tumbuhan paku ada yang berdaun besar disebut……………
27. Tropofil adalah……………………………………………….
28. Sporofil adalah………………………………………………..
29. Kumpulan sporangium disebut……………….
30. Sorus dilindungi oleh suatu selaput yang disebut…………….
31. Generasi gametofit pada tumbuhan paku adalah……..,………..,……….,………,……….,dan………..
32. Generasi sporofit pada tumbuhan paku adalah……,…….,……..,………
33. Pada tumbuhan paku bagian yang memiliki jumlah kromosom 2n (diploid)
adalah ……….,………..,………..,…………
34. Paku homospora (isospora), yaitu…………….,contoh………(…………….)
35. Paku heterospora(anisospora) yaitu……………., contoh ……….(………….)
………..(………….)
36. Paku peralihan antara homospora dan heterospora yaitu……………….,contoh
…………(…………..)
37. Tumbuhan paku dibagi menjadi 4 kelas yaitu…………………
38. Tumbuhan paku yang kita amati di pot adalah tumbuhan dalam fase………….
39. Fase gametofit pada tumbuha paku adalah ……yang berumur………………
40. Peranan tumbuhan paku antara lain sebagai…………..(6)
41. Tumbuhan biji dibedakan menjadi dua golongan, yaitu………..(………..)
dan………….(…………..)
42. Gymnospermae adalah………………………………………………………….
43. Ciri-ciri tumbuhan gymnospermae (akar, batang, daun, bunga, biji )…………
44. Tulis siklus hidup tumbuhan biji terbuka…………………………………
45. Beberapa kelas dari gymnospermae adalah…..,…….,……..,………
46. Peranan gymnospermae adalah sebagai………………..( 4 )
47. Angiospermaemerupakan………………………………………………………
48. Berdasarkan jumlah daun lembaga (kotiledon), angiospermae dikelompokkan
Menjadi dua kelas yaitu………..dan………..
49. Ciri-ciri tumbuhan monokotil ( akar, batang & akar, daun, bunga, biji, ujung
akar lembaga , ujung pucuk lembaga )…………..
50. Ciri-ciri tumbuhan dikotil ( akar, batang & akar, daun, bunga, biji, ujung akar
lembaga, ujung pucuk lembaga )…………….
51. Tulis bagan daur hidup tumbuhan biji tertutup
52. Beberapa famili ( suku ) monokotil antara lain………..( 6 )
53. Beberapa famili ( suku ) dikotil antara lain…………………..( 9 )
54. Berikan alasanmu mengapa kacang buncis digolongkan dalam kelompok dikotil …….
55. Tuliskan bagian-bagian bunga lengkap ( bunga sempurna ) dan fungsi bagian-
bagian bunga tersebut ! ….
56. Penyerbukan ( polinasi ) adalah……………………………………………….
57. Pembuahan ( fertilisasi ) adalah ………………………………………………
Pembuahan pada angiospermae disebut………..karena……………………….
58. Berdasarkan asal serbuk sarinya penyerbukan dibedakan menjadi 4 macam
yaitu…………..,…………..,………..,dan………….
59. Jelaskan ( disertai gambar ) tentang autogami, geitonogami, allogami, dan
hibridogami.
60. Berdasarkan faktor yang membantu penyerbukannya. Penyerbukan dibedakan menjadi 4 macam yaitu……….(…………),……(………..),...........(……….) dan ………(…….)



DIVISIO BRYOPHYTA
- Merupakan tumbuhan peralihan antara thallophyta dan kormophyta
- Akar berupa rhizoid
- Batang, ada pada lumut daun
- daun masih sederhana, tipis, hanya setebal satu lapis sel
- Tidak memiliki jaringan pengangkut ( xylem dan floem )
- Habitat di tempat lembab
Pengelompokan tumbuhan lumut :
1. Hepaticeae ( Hepaticopsida ), contoh Marchantia polymorpha, biasa disebut lumut hati
2. Musci ( Bryopsida ), contoh Sphagnum fimbriatum, biasa disebut lumut daun
Reproduksi Lumut :
- Mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara fase sporofit dan fase gametofit
- Fase gametofit adalah tumbuhan lumut, menghasilkan gamet, lebih dominan dan hidupnya lebih lama
- Tumbuhan lumut sel-selnya haploid, sebab tumbuh langsung dari spora
- Fase sporofit adalah sporogonium, menghasilkan spora, hidupnya tidak lama
- Sporogonium sel-selnya diploid, sebab tumbuh dari zygot
































MODUL 4
TUMBUHAN LUMUT
Divisi Bryophyta
1. Tumbuhan lumut adalah golongan tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih tinggi daripada golongan algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup di darat, gametangium dan sporangiumnya multiseluler, dan dalam perkembangan sporofitnya sudah membentuk embrio.
2. Meskipun tumbuhan lumut hidup di darat tetapi untuk terjadinya pembuahan masih tetap memerlukan air, hingga tumbuhan lumut disebut sebagai tumbuhan amfibi.
3. Bentuk dan susunan gametangium yang spesifik pada tumbuhan lumut ialah terutama pada arkegonium yang berbentuk seperti botol dan terdiri atas bagian perut dan bagian leher, sehingga tumbuhan lumut termasuk golongan Archegoniata.
4. Berhubung dalam perkembangan sporofitnya tumbuhan lumut membentuk embrio, dan untuk terjadinya pembuahan gamet jantan mencapai sel telur tanpa harus melalui "siphon", maka tumbuhan lumut tergolong Embriophyta asiphonogama.
5. Dalam siklus hidup yang normal generasi haploid (gametofit) dan generasi diploid (sporofit) bergiliran secara teratur.
6. Penyimpangan dari siklus hidup yang normal dapat mengakibatkan peristiwa apogami dan apospori.
7. Sporofit yang terjadi karena peristiwa apogami adalah haploid, sebaliknya gametofit yang terjadi karena peristiwa apospori adalah diploid dan menghasilkan gamet yang diploid pula.
8. Pembagian klasifikasi Bryophyta yang pertama menurut Eichler (1883) didasarkan atas perbedaan bentuk susunan tubuhnya dan perkembangan gametangium serta sporogoniumnya, dibagi menjadi dua kelas yaitu Hepaticae dan Musci.
9. Dalam perkembangan klasifikasi selanjutnya ternyata bangsa Anthocerotales (anggota dari kelas Hepaticae) menurut Howe (1899) mempunyai struktur gametofit dan sporogonium yang berlainan hingga kemudian dikelompokkan dalam kelas tersendiri yaitu Anthocerotae, maka pembagian Bryophyta menjadi Hepaticae, Anthocerotae, dan Musci.
10. Berhubung nama-nama takson tersebut di atas belum sesuai dengan peraturan dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan maka Rothmaler (1951) dan juga Proskauer (1957) mengganti nama takson tersebut menjadi Hepaticopsida, Anthocerotopsida, dan Bryopsida.
Kegiatan Belajar 2
Hepaticopsida dan Anthocerotopsida
1. Kelas Hepaticopsida mempunyai ciri-ciri antara lain gametofitnya yang pipih dorsiventral. Bentuk tubuh gametofit ada yang berupa lembaran dan ada yang menyerupai batang dengan daun-daun. Di dalam kapsul spora hanya ada jaringan arkespora. Spora yang berkecambah tidak membentuk protonema.
2. Berdasarkan perbedaan struktur vegetatif dan struktur produktifnya, Hepaticopsida dibagi menjadi 4 bangsa yaitu: Marchantiales, Sphaerocarpales, Yungermanniales, dan Calobryales.
3. Bangsa Marchantiales dicirikan dengan gametofitnya yang berbentuk seperti pita bercabang menggarpu, ada diferensiasi dalam jaringan penyusunnya, dan gametangium letaknya tenggelam.
4. Anggota bangsa Marchantiales yang paling sederhana adalah suku Ricciaceae dengan ciri-ciri sporofit hanya terdiri atas bagian kapsul saja dan terdapat di dalam jaringan talus. Tidak ada pelepasan spora, maka hanya dapat tersebar setelah jaringan sekelilingnya rusak.
5. Suku Marchantiaceae mempunyai ciri-ciri pada gametangiumnya yang terdapat pada suatu penyangga atau gametangiofor, sporofitnya terdiri atas bagian kaki, seta, dan kapsul. Sel-sel arkhespora kecuali membentuk spora juga elatera.
6. Yungermanniales adalah salah satu bangsa dari kelas Hepaticopsida yang tidak mempunyai mulut kulit (stomata), dan arkegoniumnya diliputi oleh involukrum (pada yang talusnya berupa lembaran) atau dikelilingi oleh periketium/periantium (pada yang talusnya menyerupai batang dengan daun-daun).
7. Berdasarkan duduknya sporogonium, Yungermanniales dibedakan atas 2 anak bangsa yaitu Metzgerinae (Anacrogynae) dan Yungermanninae (Acrogynae).
8. Anthocerotopsida mempunyai sporofit yang terdiri dari kaki dan kapsul saja. Bentuk kapsul spora menyerupai tanduk, maka dinamakan lumut tanduk. Di dalam kapsul spora terdapat jaringan arkespor dan sepanjang poros bujurnya terdapat kolumela.
9. Anthocerotopsida hanya terdiri satu bangsa Anthocerotales dan dua suku yaitu Anthocerotaceae dan Notothylaceae.
10. Anthocerotopsida juga dapat berkembang biak secara aseksual seperti pada Hepaticopsida yaitu dengan fragmentasi, pembentukan gemma, pembentukan
















MODUL 1
PRINSIP-PRINSIP TAKSONOMI TUMBUHAN
Kegiatan Belajar 1
Tatanama Tumbuhan
1. Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.
2. Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud.
3. Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya.
4. Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang tingkatnya berurutan.
5. Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang ada.
6. Nama-nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri khas yang berlaku untuk semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya.
7. Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae.
8. Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun dalam cara sembarang.
9. Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata yang berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin.
10. Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama ilmiah dalam bentuk singkatan.
Kegiatan Belajar 2
Klasifikasi
1. Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki.
2. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu.
3. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya.
4. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
5. Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu nama takson sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori).
6. Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem klasifikasi buatan, sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik.
7. Berdasarkan sejarah perkembangannya ketiga sistem klasifikasi tersebut dibagi menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus, periode sistem numerik, periode sistem alam, dan periode sistem filogenetik.
8. Sistem klasifikasi yang tinjauannya didasarkan modifikasi dari sistem yang telah ada dengan penambahan data yang baru, disebut sistem kontemporer.
9. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh pula terhadap perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan.
10. Perubahan klasifikasi organisme hidup yang semula dua dunia kemudian menjadi empat dunia, atau dari empat dunia menjadi lima dunia, telah mengakibatkan sekelompok atau sebagian kelompok organisme yang semula termasuk dalam dunia tumbuhan dipindahkan ke dalam dunia (regnum) baru atau regnum yang lain.
Kegiatan Belajar 3
Identifikasi
1. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
2. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
3. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang ada dalam KITT.
4. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
5. Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis.
6. Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu.
7. Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang terbatas pada suatu wilayah tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia.
8. Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya harus ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi.
9. Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan jawabnya, berarti nama serta tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan yang akan diidentifikasi dapat diketahui.
10. Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan.
MODUL 2
ALGAE
Kegiatan Belajar 1
Taksonomi Algae
1. Linnaeus membagi Cryptogamae menjadi 4 bangsa yaitu: Filices, Musci, Algae dan Fungi.
De Jussieu membagi tumbuhan menjadi 3 golongan, Acotyledoneae, Monocotyledoneae, Dicotyledoneae.
2. Tahun 1880 diperkenalkan suatu sistem yang membagi Cryptogamae menjadi Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta.
3. Thallophyta yang terdiri dari dua anak kelas Algae dan Fungi dibedakan dari Bryophyta dan Pteridophyta berdasarkan pada struktur alat penghasil spora dan gamet serta perkembangan zigotnya.
4. Dipermasalahkan mengenai keabsahan (validitas) dari Thallophyta.
Algae dan Fungi mempunyai kesamaan ciri-ciri yang digunakan untuk memisahkan keduanya dari tumbuhan lain, atas dasar kesamaan ini dipertanyakan apakah fungi berasal dari algae? dalam kenyataan, tidak satu fungi pun berasal dari algae. Dengan demikian divisi Thallophyta tidak dapat dipertahankan, sehingga bukan merupakan divisi yang valid. Sebaiknya Algae dan Fungi ditempatkan dalam satu atau lebih divisi.
5. Ciri-ciri yang akan digunakan sebagai dasar untuk memberi definisi algae:
1. menurut Fritsch (1935): Algae harus holofitik yang gagal mencapai ciri deferensiasi Archegoniatae.
2. Smith (1955 ) mendasarkan pada struktur organ seksualnya.
6. Sampai permulaan abad 20 telah dikenal 4 kelas Algae, yaitu Chlorophyceae, Phaeophyceae, Rhodophyceae dan Myxophyceae (Cyanophyceae). Ahli Protozoologi menempatkan semua organisme bersel tunggal yang berkhlorofil, berflagella seta motil dalam kelas Mastigophora dari filum Protozoa. Para pakar botani mengeluarkan anggota-anggota tertentu dari deret (seri) Volvocin. Rabenhorst menempatkan seri Chlamydomonas-Volvox dalam ganggang hijau rumput dan diberi nama Chlorophyllaceae.
Xanthophyceae (Heterokontae) dipisahkan dari Chlorophyceae pada permulaan abad 20 dan Fagellatae tertentu yang berpigmen dimasukkan dalam kelas Xanthophyceae.
Berbagai macam kelompok yang semula oleh pakar Protozoologi dimasukkan dalam Mastigophora secara filogegenetik berhubungan dengan organisme yang bersifat algae sejati.
7. Sistem klasifikasi algae ada bermacam-macam. Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian fisiologi, biokimia, dan penggunaan mikros- kop elektron, maka klasifikasi algae ke dalam divisinya, kini didasarkan pada:
1. pigmentasi,
2. hasil fotosintesis,
3. flagelasi,
4. sifat fisik dan kimia dinding sel,
5. ada atau tidak adanya inti sejati.

Atas dasar hal tersebut, Smith membagi algae menjadi; Divisi: Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan Cyanophyta. Pyrrophyta, Chrysophyta,dan Euglenophyta termasuk Protista (Protista algae); Cyanophyta termasuk Monera.
8. Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
1. Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak berflagela.
2. Bentuk multiseluler:
1. a. koloni yang motil, b. koloni yang kokoid
2. Agregasi: bentuk palmeloid, dendroid, dan rizopoidal.
3. Bentuk filamentik: filamen sederhana, filamen bercabang, filamen heterotrikh, filamen pseudoparenkhimatik yang uniaksial dan multiaksial.
4. Bentuk sifon/pipa.
5. Pseudoparenkhimatik
9. Reproduksi
1. Vegetatif: fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan hormogonia.
2. Aseksual: pembentukan mitospora, zoospora, aplanospora, hipnospora, stadium pamela.
3. Seksual: isogami, heterogami yang terdiri dari anisogami dan oogami, aplanogami, autogami.
10. Pergantian keturunan
1. Pergantian keturunan haplobiontik terdiri dari: pergantian keturunan yang haplontik dan diplontik.
2. Pergantian keturunan yang isomorfik dan heteromorfik.
Kegiatan Belajar 2
Divisi: Chlorophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, Cyanophyta
I. Divisi Chlorophyta
Ciri-ciri
1. Pigmen, khlorofil a dan b, santofil, dan karoten, khlorofil terdapat dalam jumlah yang banyak sehingga ganggang ini berwarna hijau rumput.
2. Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam khloroplas.
3. Khloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat, pita, spiral dsb.
4. Sel berinti sejati, satu atau lebih.
5. Sel kembara mempunyai 2 atau 4 flagela sama panjang, bertipe whiplash.
6. Dinding sel mengandung selulose.
7. Bentuk talus/struktur vegetatif
1. uniseluler motil/berflagela: Chlamydomonas sp.
2. uniseluler nonmotil/kokoid: Chlorella sp.
3. koloni motil (sel-sel dalam koloni mempunyai flagela) Volvox sp
4. koloni nonmotil (kokoid ): Pediastrum sp., Hydrodictyon sp.
5. palmeloid: Tetraspora sp.
6. dendroid: Prasinocladus sp.
7. berbentuk filamen: bercabang: Cladophora sp.
8. tidak bercabang: Oedogonium sp., Spirogyra sp.
9. heterotrikh: Coleochaeta sp., Stigeoclonium sp.
10. berbentuk helaian/lembaran yang distromatik: Ulva sp.
11. lembaran yang monostromatik: Monostroma sp.
12. berbentuk silinder yang beruang di tengah: Enteromorpha
13. berbentuk sifon/spnositik: Caulerpa sp., Codium sp.
Perkembangbiakan
1. secara vegetatif: dengan fragmentasi talusnya
2. secara aseksual: dengan pembentukan zoospora, aplanospora, hipnospora, autospora.
3. secara seksual: isogami, Anisogami, oogami, aplanogami.
Chlorophyta dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Chloropyceae dan Charophyceae
Menurut Smith (1955) Chlorophyceae dibagi menjadi 12 bangsa, yaitu: Volovocales, Tetrasporales, Ulothrichales, Ulvales, Schizogoniales (Prasiolales) Cladophorales, Oedogoniales, Zygnematales, Chlorococcales, Siphonales, Dasycladales dan Siphonocladales. Oleh beberapa penulis, Tetrasporales dan Volovocales sering disatukan menjadi satu bangsa, yaitu Volvocales dan Tetrasporales dianggap sebagai anak bangsa dan Volvocales. Dalam hal ini, mereka berpendapat bahwa kedua bangsa tersebut hanya mempunyai perbedaan kecil saja.
Tempat hidup
Sebagian besar 90% merupakan algae air tawar terdapat pula di tanah atau di dinding tembok yang lembab, di atas batang pohon dan dapat pula sebagai epifil (pada permukaan daun).
Charophycaea
1. Tubuh merupakan talus yang tegak, beruas dan berbuku-buku dan bercabang. Cabang yang pertumbuhannya tak terbatas keluar dari buku-buku tersebut dan dari setiap buku keluar cabang yang pertumbuhannya terbatas, yaitu cabang lateral (filoid) yang letaknya melingkari buku tersebut. Tubuh ini sering diliputi oleh CaCO3.
2. Reproduksi.
1. secara seksual: dilakukan dengan oogami. Alat kelamin betina dikelilingi benang-benang steril yang letaknya melingkar hingga membentuk spiral. Alat kelamin jantan, terdiri dari satu sel, masing-masing anteridium disatukan dalam filamen yang uniseriate dan dibungkus oleh selubung yang terdiri dari 8 sel.
2. secara vegetatif: dengan membentuk bintang-bintang amilum dan bulbus.
Dengan melihat struktur alat kelamin dan adanya stadium protenema dalam perkembangan zigot, struktur vegetatif dari tubuhnya, maka beberapa ahli mengatakan bahwa kedudukan Chara berada antara Thallophyta dan Bryophyta. Jenis-jenis yang masih hidup adalah Chara spp dan Nitella spp kesemuanya hidup di air tawar.
II. Divisi Phaeophyta
Hanya terdiri dari satu kelas : Phaeophyceae
Ciri-ciri
1. Tubuh selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup di lautan daerah beriklim dingin.
2. Set vegetatif mengandung khloroplast berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat.
Reproduksi
Sel reproduksi yang motil baik zoospora ataupun zoogamet berflagela 2 buah, tidak sama panjang dan terletak dibagian lateral dari sel, bertipe whiplash dan tinsel. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospora atau aplanospora. Reproduksi seksual dilakukan secara isogami, anisogami atau oogami.
Daur hidup
Jenis-jenis dari bangsa-bangsa dalam Phaeophyceae mempunyai daur hidup dengan pergantian keturunan, kecuali jenis-jenis dari bangsa Fucales. Ada tiga tipe pergantian keturunan, yaitu: isomorfik (Dictyola sp.), heteromorfik (Laminaria sp). Dan diplontik (Sargassum sp.)
Tempat hidup
Sebagian besar hidup di laut hanya ada beberapa jenis saja yang hidup di air tawar.
III. Divisi Rhodophyta
Hanya mempunyai satu kelas, yaitu Rhodophyceae.
Ciri-ciri
1. Sel mempunyai dinding yang terdiri dari selulose dan agar atau karagen.
Rhodophyceae tidak pernah menghasilkan sel-sel berflagela.
2. Pigmen
Khlorofil: terdiri dari khlorofil a dan d.
Fikobilin: fikoeritrin dan fikosianin yang sering disebut pigmen aksesoris.
- karoten
Pigmen-pigmen tersebut terdapat dalam kloroplas
3. Cadangan makanan berupa tepung flaridea dan terdapat diluar khloroplas.
4. Talus
Hampir semuanya multiseluler, hanya 2 marga saja yang uniseluler. Talus yang multiseluler berbentuk filamen silinder ataupun helaian. Pada dasarnya talus yang multiseluler, terutama yang tinggi tingkatannya terdiri dari filamen-filamen yang bercabang-cabang dan letaknya sedemikian rupa hingga membentuk talus yang pseudoparenkhimatik. Talus umumnya melekat pada substrat dengan perantaraan alat pelekat. Pada Rhodophyta yang tinggi tingkatannya ada 2 tipe talus: monoaksial dan multiaksial.
Reproduksi
Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi. Rhodopyceae membentuk bermacam-macam spora, karpospora (spora seksual), sporta, netral, monospora. Tetraspora, bispora, dan polispora.
Pergantian keturunan
Pada yang tinggi tingkatannya terdiri dari 2 tipe, yaitu bifasik dan trifasik.
1. Bifasik: inti zigot langsung mengadakan meiosis; hingga menghasilkan karposporafit haploid yang tumbuh pada gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis hingga membentuk karposporangium yang intinya diploid inti karposporangium mengadakan meiosis dan membentuk karpospora yang haploid. Karposporofit berada pada gametofit.
2. Trifasik: inti zigot hanya membelah mitosis, membentuk karposporangium dengan karpospora yang diploid. Karposporofit terdapat pada gametofit, karpospora yang diploid tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan hidup bebas, tetrasporangium yang terbentuk intinya membelah meiosis dan menghasilkan 4 spora yang haploid (tertraspora). Tetraspora tumbuh menjadi gametofit. Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik.
________________________________________
MODUL 3
FUNGI DAN LICHEN
Kegiatan Belajar 1
Fungi
1. Jamur sering dianggap sebagai organisme yang tergolong dalam tumbuhan, tetapi adapula yang menganggap jamur sebagai golongan organisme yang terpisah dari tumbuhan. Dengan demikian terdapat pula perbedaan dalam klasifikasinya, tetapi perbedaan tadi terletak pada taksa yang lebih tinggi dari kelas, sedangkan taksa dari kelas kebawah tidak terdapat perbedaan. Dalam modul ini jamur dikelompokkan sebagai organisme yang tergolong dalam tumbuhan dan yang dibicarakan adalah jamur sejati (Eumycotina).
2. Tubuh dari Eumycotina dapat berupa sel tunggal atau hife yang senositik, yaitu pada Eumycotina tingkat rendah sedangkan tubuh dari Eumycotina tingkat tinggi berupa hife bersepta yang letaknya teratur.
3. Reproduksi
1. Secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi talusnya, pembelahan sel, pembentukan tunas, artrospora, khlamidospora, sklerotium.
2. secara aseksual dengan pembentukan spora seksual (mitospora), yaitu sporangi-ospora berupa zoospora atau aplanospora dan konidiospora (konidi).
3. reproduksi seksual dilakukan melalui kontak gametangia, kopulasi gametangia, somatogami, spermatisasi yang kemudian menghasilkan spora seksual, yaitu askospora dan basidiospora.
Eumycotina tingkat rendah
4. Kelas Chytridiomycetes: tubuh berupa sel tunggal yang multinukleat, holokarpik atau eukarpik, atau berupa hife senositik yang masih sederhana. Mempunyai satu flagelum, bertipe whiplash dan letaknya posterior. Dibagi ke bangsanya berdasarkan atas struktur alat reproduksi dan struktur somatik.
5. Kelas Hyphochytridiomycetes: kelas ini merupakan kelas yang kecil, tubuh hampir sama dengan Chytridiomycetes, sel-sel motil mempunyai 1 flagellum yang letaknya anterior bertipe tinsel.
6. Kelas Oomycetes: miselium terdiri dari hife senosotik yang becabang-cabang banyak, zoospora berflagela 2 buah bertipe whiplash yang mengarah kebelakang dan tinsel yang mengarah ke muka. Dinding sel mengandung glukan dan selulose, tidak mengandung khitin. Reproduksi seksual dilakukan secara oogami, meiosis gametangial,
Bangsa Saprolegniales: miselium kasar, zoospora diplanetik sampai poliplanetik. Jenis-jenis dari bangsa ini merupakan jamur air, hidup pada substrat yang mengandung protein.
Bangsa Peronosporales: Anggota dari bangsa ini merupakan parasit pada tumbuhan, banyak menimbulkan banyak kerusakan. Bangsa ini dibagi kesuku-sukunya berdasarkan atas sifat sporangioforanya Suku yang penting adalah Pytiaceae, Peronosporaceae dan Albuginaceae.
7. Kelas Zygomycetes. Ciri khas dari kelas ini ialah terbentuknya spora istirahat yang disebut zigospora yang terdapat dalam zigosporangium dan dihasilkan dari persatuan dua gametangia (kopulasi gametangium/gametangiogami). Miselium terdiri dari hife yang senositik, tumbuh lebat. Tidak membentuk sel-sel yang berflagela. Bangsa Mucorales. Anggota yang terkenal adalah Mucor dan Rhizopus..
8. Kelas Trichomycetes. Miselium terdiri dari hife yang tidak bersekat, tidak membentuk sel-sel berflagela. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan konidi. Hidup melekat pada saluran pencernaan Arthropoda.
Eumycotina tingkat tinggi
Terdiri dari 3 kelas: Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deutromycetes. Miselium terdiri dari hife bersekat yang letaknya teratur. Dalam golongan ini tidak dijumpai sel-sel berflagela. Pada Ascomycetes dan Basidiomycetes terdapat hife dikaryotik disamping yang monokaryotik. Hife dikaryotik terjadi karena setelah terjadi plasmogami tidak segera diikuti karyogami.
9. Kelas Ascomycetes. Meiospora dibentuk secara endogen di dalam askus dan disebut askospora, berjumlah 2, 4, dan 8 jarang sampai 16. Askus berbentuk gada, silinder atau bulat. Struktur somatik ada yang bersel tunggal, tetapi sebagian besar berbentuk hife bersekat yang letaknya teratur. Dinding sel sebagian besar mengandung khitin. Umumnya, daur hidup Ascomycetes terdiri dari 2 stadia, yaitu stadium asksual (imperfek) dan stadium seksual (perfek). Reproduksi vegetatif dilakukan dengan fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan tunas. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan konidi. Askus-askus dapat terbentuk dalam suatu badan buah yang disebut askokarp.
Ada 4 macam tipe askokarp: 1. Apotesium 2. Peritesium 3. Kleistotesium 4. Askostroma. Sementara ini Ascomycetes dibagi ke anak kelasnya berdasarkan pada ada/tidak adanya askokarp, perkembangan askus-askusnya dan tipe askokarp. Ada 5 anak kelas, yaitu: Hemiascomycetidae/Protoascomycetidae, Plectomycetidae, Hymenoascomycetidae, Laboulbeniomycetidae dan Loculoasco-mycetidae.
10. Anak kelas Hemiascomycetidae. Jenis-jenis dari kelas ini merupakan Ascomytes yang rendah tingkatannya. Ciri-ciri: miselium belum berkembang dengan baik, bahkan ada yang tidak membentuk miselium. Tidak membentuk hife askogenik, tidak membentuk askokarp, askus tumbuh langsung tanpa fase dikaryotik. Pembagian anak kelas ini ke bangsanya terdapat berbagai macam pendapat, antara lain adalah klasifikasi yang diajukan oleh Alexopoulos dan Mims, yaitu Protomycetales, Endomycetales dan Taphrinales. Termasuk dalam bangsa Endomycetales adalah suku Saccharomycetaceae. Anggota dan suku ini antara lain adalah Saccharomyces cerevisiae yang merupakan yeast askosporogenik non-miselial.
11. Anak kelas Plectomycetidae. Askus berbentuk bulat atau seperti buah pir, berdinding tipis. Letak dari askus-askus tersebar pada berbagai tingkatan, tidak membentuk himenium. Askokarp berbentuk seperti kleistotesium. Anak kelas ini dibagi kebangsa-bangsanya berdasarkan: tempat terbentuknya askus, ukuran askokarp dan tempat tumbuh askokarp, yaitu di atas tanah atau di bawah permukaan tanah serta sifat askospora dan konidiosporanya. Dalam anak kelas ini terdapat bangsa Eurotiales dengan suku Eurotiaceae, marga Penicillium dan Aspergillus.
12. Anak kelas Hymenoascomycetidae. Fungi dari anak kelas ini membentuk askus askusnya pada himenium, biasanya sebagai lapisan bagian basal dari askokarpnya Askokarp berbentuk kleistotesium, apotesium, dan peritesium. Hymenoasco-mycetidae sering dikelompokkan menjadi dua golongan tanpa memberi arti taksonomi mengenai istilah yang digunakan, walaupun mycetes secara resmi digunakan untuk nama kelas dalam fungi. Golongan tersebut adalah: Pyrenomycetes yang askokarpnya bertipe peritesium dan Discomycetes yang askokarpnya berbentuk apotesium.
13. Anak kelas Laboulbeniomycetidae. Merupakan fungi peritesial yang tidak mempunyai miselium sejati. Hampir semuanya hidup sebagai parasit obligat pada arthropoda.
14. Anak kelas Loculoascomycetidae. Askus "bitunicate" dan askostromatik.
15. Kelas Basidiomycetes. Meiospora terbentuk pada suatu struktur yang disebut basidium dan disebut basidiospora, umumnya berjumlah 2 - 4 buah, berinti tunggal. Miselium terdiri dari hife yang bersekat. Dalam daur hidupnya miselium berkembang melalui 3 fase, yaitu miselium primer yang homokaryon, yaitu hife yang pertama-tama tumbuh dari spora hife tadi multinukleat. Fase ini pendek, kemudian terbentuklah sekat yang membagi hife tersebut ke kompartemen-kompartemen hife yang uninukleat, hife ini membentuk hife yang binukleat, kemudian memasuki face miselium sekunder. Fase ini terbentuk dari persatuan sel hife monokaryotik yang kompatibel, yaitu sebagai hasil dari somatogami dan spermatisasi. Basidia dari sebagian besar Bassidiomycetes terdapat dalam badan buah/basidiokarp pada himenium. Alexopoulos & Mims membagi Basidiomysetes menjadi 3 anak kelas berdasarkam tipe basidia dan ada/tidak adanya basidiokarp, yaitu: Holobasidiomycetidae, Phragmobasidiomycetidae, dan Teliomycetidae.
16. Anak kelas Holobasidiomycetidae. Anak kelas ini dibagi menjadi 2 golongan yaitu Hymenomycetes (Basidiomycetes yang himenial) dan Gastromycetes. Termasuk di dalam Hymenomycetes antara lain adalah bangsa Aphyllophorales dan Agaricales. Aphyllophorales secara tradisi dibagi kesuku-sukunya berdasarkan ciri-ciri makroskopiknya dan ditekankan pada konfigurasi himeniumnya, yaitu "cantharelloid", bergigi, membentuk lamela, berpori dan sebagainya. Berdasarkan ciri tersebut diperoleh 5 suku antara lain adalah Cantharelaceae dengan marga Cantharellus dan Polyporaceae dengan marga Fomus, Polyporus, dan Ganoderma. Bangsa Agaricales, termasuk fungi yang umum dikenal sebagai "mushroom": Basidiokarp terdiri dari tangkai, dan tudung, suku yang termasuk bangsa ini antara lain adalah Boletaceae, Amanitaceae, Tricholomataceae, Volvariaceae, dan Agaricaceae. Golongan Gastromycetes nama ini seperti halnya Hymenomycetes tidak mempunyai status taksonomi. Gastromycetes bersifat angiokarpik. Badan buah mempunyai lapisan luar, yaitu peridium, bagian fertil dari badan buah ini yang terbungkus peridium disebut gleba. Gastromycetes dibedakan dari lain-lain Basidiomycetes, ialah bahwa spora dibebaskan tanpa suatu kekuatan. Contoh dari bangsa-bangsanya adalah Sclerodermatales yang ditandai dengan peridium yang tebal dan berwarna gelap, tidak membentuk himenium dan Lycoperdales gleba berserbuk spora yang masak berwarna terang, terdapat benang-benang streril di antara spora-spora.
17. Anak kelas Phragmobasidiomycetidae. Basidium dari anak kelas ini terbagi menjadi 4 sel oleh sekat melintang atau membujur: Terbagi menjadi bangsa Tremellales. Auriculariales, dan Septobasidiales.
18. Anak kelas Teliomycetidae. Anggota dari anak kelas ini sebagian besar merupakan jamur yang patogenik pada tumbuhan dan dikenal sebagai jamur karat dan jamur api. Jamur ini ditandai dengan terbentuknya teliospora yang berdinding tebal berinti 2 buah. Setelah terjadi karyogami teliospora pada akhirnya berkembang menjadi basidiospora setelah terjadi meiosis. Anak kelas ini terbagi menjadi 2 bangsa, yaitu: Ustilaginales (Jamur api) dan Uredinales (jamur karat merah).
19. Kelas khusus Deuteromycetes. Fungi ini bereproduksi hanya dengan pembentukan konidi dan fragmentasi hifenya yang bersekat tidak atau belum mempunyai siklus seksual. Konidi mempunyai warna dan bentuk bermacam-macam, terdiri dari satu atau beberapa sel. Konidi terdapat konidiofor tunggal atau konidiofora-konidiofora tersebut terkumpul dan membentuk suatu struktur yang disebut sinema atau sporodokhium atau terbentuk dalam suatu badan buah yaitu piknidium atau aservulus. Klasifikasi dari fungi ini merupakan klasifikasi buatan karena tidak dijumpai stadium seksualnya. Deuteromycetes dibagi menjadi 3 anak kelas khusus, yaitu Hyphomycetidae, Coelomycetidae dan Blastomycetidae berdasarkan atas tempat terbentuknya konidi dalam badan buah (aservulus/piknidi) atau tidak dalam badan buah.
Kegiatan Belajar 2
Lichenes
Lichenes adalah organisme yang merupakan asosiasi dari Fungus dan alga, huhungan antara kedua organisme tersebut adalah sedemikian rupa hingga membentuk suatu talus tunggal. Komponen fungi disebut mikobion dan komponen alga disebut fikobion. Mikobionnya sebagian besar adalah Ascomycetes hanya beberapa saja yang Basidiomytes atau Deutromycetes. Sebagian besar Lichenes yang askomisetik funginya adalah dari golongan Discomycetes: Mikobion tidak pernah dari Hemiasomycetidae, Plectomycetidae atau Laboulbeniomycetidae. Fikobion umumnya dari Chlorophyceae yang bersel tunggal atau dari Cyanophyceae. Talus: berdasarkan distribusi sel-sel alga di antara hife fungi terdapat 2 tipe talus, yaitu holomeri dan heteromerik. Bentuk utama dari talus lichenes ada 3 bentuk utama yaitu: foliose, skuamulose, dan frutikose. Reproduksi: talus lichenes dapat memperbanyak diri dengan fragmentasi talusnya, dengan diaspora. Diaspora ada 2 macam yaitu isidia dan soredia.
Klasifikasi lichenes yang paling sederhana ialah mendasarkan pada golongan fungi yang membentuk talus tersebut, yaitu Ascolichenes. Basidiolichenes, dan Deuterolichenes. Sebagian besar lichenes adalah Ascolichenes. Ascolicenes dibagi menjadi 3 kelompok besar sesuai dengan struktur dari askus dan askokarpnya sebagai berikut: Hymenoascolichenes dengan askus yang unitunikat dalam apotesium, Loculoascolichenes dengan askus bitunikat dalam apotecium dan Loculoascolichenes dengan askus bitunikat dalam pseudotecium (askstroma yang unilolkuler).
________________________________________
MODUL 4
TUMBUHAN LUMUT
Kegiatan Belajar 1
Divisi Bryophyta
1. Tumbuhan lumut adalah golongan tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih tinggi daripada golongan algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup di darat, gametangium dan sporangiumnya multiseluler, dan dalam perkembangan sporofitnya sudah membentuk embrio.
2. Meskipun tumbuhan lumut hidup di darat tetapi untuk terjadinya pembuahan masih tetap memerlukan air, hingga tumbuhan lumut disebut sebagai tumbuhan amfibi.
3. Bentuk dan susunan gametangium yang spesifik pada tumbuhan lumut ialah terutama pada arkegonium yang berbentuk seperti botol dan terdiri atas bagian perut dan bagian leher, sehingga tumbuhan lumut termasuk golongan Archegoniata.
4. Berhubung dalam perkembangan sporofitnya tumbuhan lumut membentuk embrio, dan untuk terjadinya pembuahan gamet jantan mencapai sel telur tanpa harus melalui "siphon", maka tumbuhan lumut tergolong Embriophyta asiphonogama.
5. Dalam siklus hidup yang normal generasi haploid (gametofit) dan generasi diploid (sporofit) bergiliran secara teratur.
6. Penyimpangan dari siklus hidup yang normal dapat mengakibatkan peristiwa apogami dan apospori.
7. Sporofit yang terjadi karena peristiwa apogami adalah haploid, sebaliknya gametofit yang terjadi karena peristiwa apospori adalah diploid dan menghasilkan gamet yang diploid pula.
8. Pembagian klasifikasi Bryophyta yang pertama menurut Eichler (1883) didasarkan atas perbedaan bentuk susunan tubuhnya dan perkembangan gametangium serta sporogoniumnya, dibagi menjadi dua kelas yaitu Hepaticae dan Musci.
9. Dalam perkembangan klasifikasi selanjutnya ternyata bangsa Anthocerotales (anggota dari kelas Hepaticae) menurut Howe (1899) mempunyai struktur gametofit dan sporogonium yang berlainan hingga kemudian dikelompokkan dalam kelas tersendiri yaitu Anthocerotae, maka pembagian Bryophyta menjadi Hepaticae, Anthocerotae, dan Musci.
10. Berhubung nama-nama takson tersebut di atas belum sesuai dengan peraturan dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan maka Rothmaler (1951) dan juga Proskauer (1957) mengganti nama takson tersebut menjadi Hepaticopsida, Anthocerotopsida, dan Bryopsida.
Kegiatan Belajar 2
Hepaticopsida dan Anthocerotopsida
1. Kelas Hepaticopsida mempunyai ciri-ciri antara lain gametofitnya yang pipih dorsiventral. Bentuk tubuh gametofit ada yang berupa lembaran dan ada yang menyerupai batang dengan daun-daun. Di dalam kapsul spora hanya ada jaringan arkespora. Spora yang berkecambah tidak membentuk protonema.
2. Berdasarkan perbedaan struktur vegetatif dan struktur produktifnya, Hepaticopsida dibagi menjadi 4 bangsa yaitu: Marchantiales, Sphaerocarpales, Yungermanniales, dan Calobryales.
3. Bangsa Marchantiales dicirikan dengan gametofitnya yang berbentuk seperti pita bercabang menggarpu, ada diferensiasi dalam jaringan penyusunnya, dan gametangium letaknya tenggelam.
4. Anggota bangsa Marchantiales yang paling sederhana adalah suku Ricciaceae dengan ciri-ciri sporofit hanya terdiri atas bagian kapsul saja dan terdapat di dalam jaringan talus. Tidak ada pelepasan spora, maka hanya dapat tersebar setelah jaringan sekelilingnya rusak.
5. Suku Marchantiaceae mempunyai ciri-ciri pada gametangiumnya yang terdapat pada suatu penyangga atau gametangiofor, sporofitnya terdiri atas bagian kaki, seta, dan kapsul. Sel-sel arkhespora kecuali membentuk spora juga elatera.
6. Yungermanniales adalah salah satu bangsa dari kelas Hepaticopsida yang tidak mempunyai mulut kulit (stomata), dan arkegoniumnya diliputi oleh involukrum (pada yang talusnya berupa lembaran) atau dikelilingi oleh periketium/periantium (pada yang talusnya menyerupai batang dengan daun-daun).
7. Berdasarkan duduknya sporogonium, Yungermanniales dibedakan atas 2 anak bangsa yaitu Metzgerinae (Anacrogynae) dan Yungermanninae (Acrogynae).
8. Anthocerotopsida mempunyai sporofit yang terdiri dari kaki dan kapsul saja. Bentuk kapsul spora menyerupai tanduk, maka dinamakan lumut tanduk. Di dalam kapsul spora terdapat jaringan arkespor dan sepanjang poros bujurnya terdapat kolumela.
9. Anthocerotopsida hanya terdiri satu bangsa Anthocerotales dan dua suku yaitu Anthocerotaceae dan Notothylaceae.
10. Anthocerotopsida juga dapat berkembang biak secara aseksual seperti pada Hepaticopsida yaitu dengan fragmentasi, pembentukan gemma, pembentukan


Baca Selengkapnya Klik Disini......

Sabtu, 22 Agustus 2009

 Pembukaan MGMP di SMAN 1 Rangkasbitung

Bertempat di SMA negeri 1 Rangkasbitung, Selasa Tanggal 18 Agustus 2009, dilaksanakan pembukaan MGMP Wilayah Bina 1 dari 4 mata pelajaran yang mendapat bantuan blockgrant, keempat mata pelajaran tersebut adalah Biologi, Bahasa Indonesia, Ekonomi dan Geografi.Pembukaan diikuti oleh 15 peserta dari setiap mata pelajaran, yang berasal dari SMA baik negeri maupun swasta di WILBI 1.
Hadir dalam Pembukaan tersebut, Bapak Dodo dari LPMP, bapak Drs. Asep Komar Hidayat, MPd dan Kepala sekolah se WILBI 1

Baca Selengkapnya Klik Disini......

Rabu, 19 Agustus 2009

 Pengurus MGMP Biologi WILBI 1

Baca Selengkapnya Klik Disini......

Senin, 08 Juni 2009

 Sekapur Sirih

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dalam rangka mendukung Kabupaten Lebak sebagai Kabupaten Pendidikan dan rangkasbitung sebagai Kota Pelajar, maka kami dari pihak MGMP Biologi SMA yang terbagi dalam tiga wilayah bina terdorong keinginan mempublikasi segala yang berbau MGMP BIOLOGI SMA di Kabupaten Lebak ini, dimana salah satu penyebaran informasi menggunakan fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), kami berketetapan hati untuk membuka blog ini. Meski sederhana namun memiliki harapan besar untuk
menampung segala tetek bengek dari anggota-anggota yang kreatif tapi sungkan atawa tidak pedhe nulis secara resmi di koran ato media cetak laen yang jelas nggak kemuat karena kurang bermutu dan atau kurang halaman. Maka daripada itu bagi rekan-rekan yang ingin menuangkan gagasan, ide, usul, saran, kritik, dan lainnya, silaken kirim ke kami. Insya Allah sepanjang masih memenuhi kriteria wong intelek dan tahu unggah-ungguh kami tentu dengan senang hati akan kami muat. So, tunggu apalagi segera kirim aja ke mgmpbio@gmail.com

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Indera Pengecap

Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut.

Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.

Gbr. Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Indra Pendengar



Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

1. Susunan Telinga

Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Gbr. Struktur telinga pada manusia

a. Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

b. Telinga tengah

Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.

Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.

Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.

c. Telinga dalam

Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.

Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.

1. Tiga saluran setengah lingkaran
2. Ampula
3. Utrikulus
4. Sakulus
5. Koklea atau rumah siput

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.

Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.

Cara kerja indra pendengaran

Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan
limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

2. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan

Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.

Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.

Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

Gbr. Alat-alat keseimbangan pada telinga

Baca Selengkapnya Klik Disini......

 Indra Penglihatan




Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima,
yaitu:

1. Indra penglihat (mata)
2. Indra pendengar (telinga)
3. Indra peraba (kulit)
4. Indra pengecap (lidah)
5. Indra pencium (hidung).

Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor.

Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.

Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.

INDERA PENGLIHAT (MATA)

Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.

1. Bola Mata

Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

Gbr. Struktur bola mata dilihat dari samping

a. Sklera

Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.

b. Koroid

Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

c. Retina

Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.

Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.

Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.

Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.

Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.

2. Otot Mata

Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).

3. Fungsi Mata

Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.

Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.

Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.

Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.

Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Lihat Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda disebut daya akomodasi.

a. Akomodasi mata saat
melihat jauh

b. Akomodasi mata saat
melihat dekat

Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa. Persamaan dan perbedaannya disajikan pada Tabel.

Tabel 11.3 Cara kerja kamera dart mata

4. Kelainan pada Mata

Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40 tahun - 50 tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh karena itu memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung (positif). Cacat mata seperti ini disebut presbiopi atau mata tua karena proses penuaan. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi pada anak-anak; disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut hipermetropi.

Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina. Pada mata dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada anak-anak.

Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk menolong orang yang cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.

Gbr. Kelainan mata : (a) Miopi, (b) Hipermetropi

Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.

Kelainan-kelainan mata yang lain adalah:

* Imeralopi (rabun senja): pada senja hari penderita menjadi rabun
* Xeroftalxni: kornea menjadi keying dan bersisik
* Keratomealasi: kornea menjadi putih dan rusak.

Baca Selengkapnya Klik Disini......
Template by : kendhin x-template.blogspot.com